Sejarah

Sebelum tahun 1959 Kecamatan Nanga Taman telah beberapa kali mengalami pergantian sistem pemerintahan. Berawal dari sistem kerajaan dengan status (Perwakilan) Kerajaan Sekadau ke sistem pemerintahan Kolonial Belanda. Status Kecamatan masa itu masih belum jelas (bahkan belum dikenal) apalagi pada saat itu Pemerintahan Hindia Belanda sangat dominan di berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang Pemerintahan. Berdasarkan informasi yang ada, diketahui bahwa perubahan pemerintahan di Kecamatan Nanga Taman terjadi sejak tahun 1928. Berubah dari Kerajaan menjadi ONDERDISTRICT. Pada masa-masa awal – selama sekitar 10 tahun – pejabat pemimpinnya dikenal dengan sebutan Asisten Demang.

Sebelum menjadi Onder Distrik kala itu, wilayah ini dipimpin oleh seorang raja. Sebagai Rajanya pada saat itu adalah ABANG AYAN dengan gelar Raden Muda Sumadiman. Beliau memerintah (berkuasa) dengan bijak dari tahun 1902 hingga tahun 1928.

Seiring dengan cita-cita luhur seluruh rakyat Negara kita yang ingin Merdeka dari Hindia Belanda, masyarakat Nanga Taman pada saat itu pun juga telah berjuang. Sama seperti warga lainnya, masyarakat Nanga Taman sangat membenci Penjajah sehingga terjadilah perlawanan rakyat di mana-mana.

Telah menjadi rahasia umum yang kita ketahui bersama bahwa sistem Pemerintahan Kolonial yang diterapkan Onder Distrik adalah taktik adu domba.  Hal ini tampak jelas ketika Raja Nanga Taman yang ditunjuk oleh Raja Sekadau (Penembahan Gusti Kelip) tidak diakui penjajah yang berkuasa. Kebijakan Raja tidak sejalan dengan sistem Pemerintahan Kolonial Belanda. Hal ini sangat terasa kala itu di Nanga Taman.

Tahun 1945, ketika Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan, pemerintahan disini masih menerapkan sistem Onderdistrik. Bahkan sampai pada tahun 1946 baru berubah menjadi Asisten Kewedanaan (perwakilan) dari Sekadau.  Pada tahun 1952-1954 Asisten Kewedanaan dipimpin oleh Demang Akit. Selanjutnya, tahun 1954 sampai tahun 1959 diganti dengan Demang Deramansyah.

Pada tahun 1959 merupakan tonggak baru, yaitu terbentuknya Kecamatan Nanga Taman.  Cakupan wilayahnya kala itu sampai dengan kecamatan Nanga Mahap sekarang.  Camat pertama yang memimpin Pemerintahan Kecamatan Nanga Taman adalah Deramansyah. Saat itu beliau memerintah sampai tahun 1960. Kemudian pada tahun 1960 sampai 1962 Camatnya bernama Antonius Himu. Selanjutnya Camat Antonius Himu diganti dengan Yosef Majau  pada tahun 1962 sampai 1964. Pada tahun 1964 Camatnya ganti lagi dengan Camat  Donatus Jau. (untuk selengkapnya lihat daftar pada halaman berikutnya).

Pada tahun 1965 Kecamatan Nanga  Mahap secara resmi memisahkan diri dari Kecamatan Nanga Taman dengan Camatnya bernama Abdullah. Beliau memerintah disana sampai tahun 1969. Setelah itu dari tahun 1969 sampai tahun 1970 Camatnya bernama ML. Goye.

Kecamatan Nanga Taman yang biasa disebut juga dengan sebutan Bumi NYAI ANTA atau BUMI CIDAYU terdiri dari beberapa desa. Saat ini jumlah desa di Kecamatan Nanga Taman sebanyak  tiga belas desa dengan 50 dusun  dan RT 162.

Tabel 12 : Nama-nama Camat yang pernah / sedang Menjabat

No

Nama

Lama Menjabat ( Tahun )

1

2

3

1. Deramansyah 1959-1960
2. Antonius Himu 1960-1962
3. Yosef Majau 1962-1964
4. Donatus Jau 1964-1965
5. Abdullah 1965-1969
6. M. Goye 1969-1970
7. Saruki HM, BA 1970-1975
8. Aloysius L. Sandang, BA 1975-1980
9. Djamaludin Mansyur, BA 1980-1985
10. Agustinus Naon, BA 1985-1990
11. F. Kiyai TB, BA 1990-1993
12. Samsisjah (Plt) 1993-1994
13. Hasan, BA 1994-1997
14. Drs. Yohanes Ontot 1997-2001
15. Alianto, S.sos, MBA 2001 -2002 (6 bulan)
16. Suis, S.sos (Plt) 2002-2003
17. Mohammad Arsya, S.sos 2003 – 2009
18. Drs. Hironimus 2009 – April 2011
19. Afronius Akim Sehan, S.Pd,M.Si April 2011- Desember 2017
20. Paulus Ugang, S.AP, MM Januari 2017- Sekarang